Profil Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Tahun 2021
Profil Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Tahun 2021
Media Official PSHT Pusat
Profil SH Terate / PSHT
Salam Persaudaraan
Dikota Inilah, tempat berdirinya organisasi yang mendunia yang ada di Indonesia yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate, dengan adanya itu, kota ini semangat untuk terus berkaraya memajukan wilayahnya dari ranah industri, tata kelola kota, pariwisata, maupun perekonomiannya, melainkan juga bertekad kuat dalam melestarikan nilai warisan sejarah, seni, serta budayanya. Seni bela diri pencak silat Nusantara tentu seolah tak bisa dipisahkan dari kota ini, sejak puluhan tahun silam, hingga masa kini berjalan. Warisan tersebut bahkan menginspirasi Kota Madiun dengan yakin menjadikannya sebagai jati diri, yang spiritnya menjadi nafas segenap elemen masyarakat dalam membawa Madiun ke arah yang lebih cerah.
Bukan tanpa alasan Madiun baik kota maupun kabupaten menasbihkan wilayahnya sebagai Kota Pendekar dan Kampung Pesilat yang mendunia. Pasalnya, salah satu perguruan seni bela diri tertua dan terbesar di Indonesia yaitu, Persaudaraan Setia Hati Terate atau SH Terate berdiri di wilayah ini hampir se-abad silam. Mungkin tak banyak orang menyangka bahwa kota dan kabupaten yang dalam beberapa tahun terakhir berkembang sebagai daerah industri yang berkembang secara modern ini, punya pengaruh seni-budaya-dan sejarah yang kuat di Nusantara.
Dalam kilas perjalanan sejarah, Persaudaraan Setia Hati Terate atau SH Terate merupakan sebuah organisasi “Persaudaraan" yang bertujuan membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun (saat ini menjadi Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun). Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah siswa kinasih dari Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri aliran pencak silat Setia Hati atau dikenal sebagai aliran SH). Ia juga tercatat sebagai pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
Diawal perintisannya, perguruan pencak silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo ini, diberi nama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC). Semula, SH PSC lebih memerankan diri sebagai basis pelatihan dan pendadaran pemuda Madiun dalam menentang penjajahan belanda. Untuk mensiasati dan menghindari kecurigaan pihak pemerintah kolonialisme Belanda, nama Pencak Sport Club diubah menjadi Pemuda Sport Club. Pada tahun 1942 atas usulan Soeratno Sorengpati, siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang juga tokoh perintis kemerdekaan berbasis Serikat Islam (SI). guna mengingat sumber keilmuan darimana berasal, nama perkumpulan diubah menjadi Setia Hati dengan tambahan "Terate".
Sementara itu, Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan Soekarno – Hatta pada tanggal 7 Agustus 1945 membawa dampak perubahan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kebebasan bertindak dan menyuarakan hak serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara terbuka lebar dan dihargai sebagaimana mestinya. Atas restu dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.
Mengapa langkah pembaharuan itu ditempuh? Alasannya, pertama agar organisasi tercinta kelak mampu mensejajarkan kiprahnya dengan perubahan zaman dan pergeseran nilai-nilai komunitas yang melingkupinya. Dengan mengubah organisasi dari yang bersifat “paguron” menjadi organisasi yang bertumpu pada sistem persaudaraan, berarti gaung pembaharuan telah dipekikkan dan proses perubahan telah di gelar. Yakni perubahan daya gerak organisasi dari sistem tradisional ke sistem organisasi modern. Dan organisasi modern inilah yang kelak diharapkan mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin kompleks.
Makna kata persaudaraan dalam paradigma baru PSHT ini adalah persaudaraan yang utuh. Yakni suatu jalinan persaudaraan yang didasarkan pada rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak membedakan siapa aku dan siapa kamu. Persaudaraan yang tidak terkungkung hegomoni keduniawian (drajat, pangkat dan martabat) dan terlepas dari kefanatikan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Dari masa ke masa SH Terate terus berkembang dan di ketuai oleh tokoh tokoh besar perjuangan, mulai Ki Hadjar Hardjo Oetomo mulai tahun 922, RM. Soetomo Mangkoedjojo mulai tahun 1948, - 1956, M.Irsad Mulai tahun 1956 – 1958, Kang Mas Santoso tahun 1958 – 1962, kang Mas Soetomo Mongkoedjojo muali tahun 1962-1974, dan di teruskan Kang MAS rm. Imam Koessoepangat mulai tahun 19724 -1977, Kang Mas Badeni mulai tahun 1977 – 1981, dan di teruskan Kang Mas Tarmadji Budi Harsono mualai tahun 1981 – 2014, Kang Mas Richard Simorangkir (Plt) 2014 – 2016, Kang Mas Arif Suryono (Plt) 2014 – 2016, Kang Mas M. Taufik 2016 – 2017 dan di teruskan Kang Mas R. Murdjoko HW Menjabat mulai tahun 2017 sampai sekarang ini.
Kiprah Persaudaraan Setia Hati Terate dalam memvisualisasikan dirinya pada komitmen itu bisa dilihat melalui salah satu upaya saat berusaha mengembangkan sayapnya, merambah ke luar daerah. Dan masyarakat yang menjadi fokus pengembangannya pun cukup heterogen, mulai dari masyarakat papan atas sampai masyarakat di papan paling bawah. Tak heran, jika Persaudaraan Setia Hati Terate lantas mendapat sambutan cukup hangat dari segenap lapisan masyarakat.
Sepeninggal RM Imam Koesoepangat, tepatnya tanggal 16 November 1987, praktis beban dan tanggung jawab tongkat kepemimpinan PSHT beralih ke pundak Mas Tarmadji. Ibaratnya dua tanggung jawab yang semula ditanggung berdua, kini harus diemban sendiri. Meski begitu, ternyata Mas Tarmadji mampu. Terbukti berkat solidnya sistem koordinasi antar jajaran pengurus dan kadang tercinta, Persaudaraan Setia Hati Terate berhasil melesat ke kancah paradigma baru.
Selain memprioritaskan pengembangan sektor ideal, dia juga menggebrak lewat program pembangunan sarana dan prasarana fisik organisasi. Ditengah kesibukan memimpin banyak lembaga sosial kemasyarakatan - sebab, selain sebagai Ketua Umum PSHT H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, juga tercatat sebagai ketua Hiswana Migas, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kota Madiun, Direktur Kelompok Bimbingan Ibadah haji Al-Mabrur, dan masih banyak lagi organisasi yang dipimpin, Meski begitu, terbukti Mas Tarmadji mampu memperkokoh eksistensi Persaudaraan Setia Hati Terate, tidak saja di bidang pengembangan sarana dan prasarana phisik organisasi, tapi juga pengembangan cabang.
Melengkapi keberadaan Persaudaraan Setuia Hati Terate, didirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil menelorkan kinarya monumental berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Industri Pariwisata Kusuma Terate (SMIP) dengan akreditasi diakui, SMIP Kusuma Terate telah berhasil mencetak siswa-siswinya menjadi tenaga terampil dibidang akomodasi perhotelan.
Sementara untuk mendukung kesejahteraan anggotanya Yayasan Setia Hati Terate juga mendirikan lembaga perekonomian berupa Koperasi Terate Manunggal. Disamping telah memiliki aset monumental berupa Padepokan PSHT yang berdiri di atas tanah seluas 12.290 M2, di Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, organisasi ini juga terdukung sejumlah aset lain yang diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan era globalisasi. Saat Musyawarah Besar kala itu, tepatnya tahun 1981 cabang baru ada sejumlah 27 dan dalam proses 9 cabang sehingga bisa dikatakan, di awal duet mas Tarmadji sebagai Ketua Umum dan mas Murdjoko sebagai Sekretaris Umum serta didampingi mas Imam Koesoepangat sebagai Ketua Dewan, cabang baru 36 dan SH Terate belum mempunyai aset apapun.Tahun 1982 didirikanlah Yayasan SH Terate.Tahun 1985 dilakukanlah peletakan batu pertama pembangunan Padepokan Agung Persaudaraan Setia Hati Terate oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia saat itu, yaitu Abdul Ghafur. Pada tahun 1987 saat mas Imam Koesoepangat cabang sudah berkembang menjadi sekitar 62 cabang.
Dengan berjalannya waktu, Kang Mas Tarmadji Boedi Harsono, S.E telah wafat pada tanggal 20 Oktober 2015 masa kepemimpinan sebagai ketua Persaudaraan Setia Hati Terate terus bergulir, dan sampailah ke Kang Mas Richard Simorangkir mulai tahun 2014 – 2015, Kang Mas Arif Suryono mulai tahun 2015 – 2016, Kang Mas Muhammad Taufiq mulai tahun 2016 – 2017 dan sampailah ke Kang Mas Moerdjoko sampai saat ini.
Dimasa kepemimpinanya Kang Mas Moerdjoko H.W saat ini, di kuatkan dengan beberapa Dewan, Pengurus Pusat dan juga depertemen departemen yang telah di lantik dan di kukuhkan pada tanggal 13 Maret 2021 hasil Pearapatan Luhur Persaudaraan Setia Hati Terate tanggal 12 – 13 Maret 2021, atara lain :
Ketua Umum, Ketua I Korbid Organisasi, Ketua II Korbid Teknik Pencak Silat, Ketua III Korbid Kerohanian, Ketua IV Korbid Pemberdayaan Anngota dan Pengabdian Masyrakat, Ketua V Korbid Kominfo dan Kerja Sama Antar Lembaga. Selain itu yang menguatkan adalah Sekretaris I, Sekretaris II dan Sekretris III dan juga bendahara Umum, Bendahara I, bendahara II dan Biro Hubungan Masyarakat dan Biro Umum yang selalu melengkapi.
Selain Dewan dan pengurus pusat, di masa jabatan Kang Mas Moerdjoko H.W juga di lengkapi dengan depertemen – depertemen, antara lain : Departemen Pembinaan Organisasi, Depertemen Kaderisasi, Pelatihan dan Pengembangan, Departemen Pencak Silat Ajaran, Departemen Pecak Silat Prestasi, Departemen Bela Diri Praktis, Departemen Ajaran dan Kerohanian, Departemen Kurikulum Pembelajaran, Departemen Pemberdayaan Anggota, Departemen Pengabdian Masyarakat dan Departemen Komunikasi dan Informatika. Adapun Data terakhir menyebutkan, Persaudaraan Setia Hati Terate kini telah memiliki 341 cabang yang tersebar di Indonesia serta 2 komisariat dan Cabang khusus dan Adminitratif 28.
Ketika Mas Tarmadji Boedi Harsono, S.E dan Drs. Marwoto sampai Kang Mas Moerdjoko H.W memimpin organisasi ini, kepak sayap perkembangan PSHT melesat pesat tidak hanya di dalam negeri, tapi merambah ke luar negeri. Dengan kiat Persaudaraan Setia Hati Terate Must Go International, Tarmadji berhasil melambungkan nama Persaudaraan Setia Hati Terate di kancah percaturan kultur dan peradaban dunia.
Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni, Akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta. Mukkaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate). “Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan, akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan, selama manusia itu setia pada hatinya atau ber-SH pada dirinya sendiri.
Lengkapnya silahkan lihat di youtube Humas SH Terate Pusat
#HumasSHTerate #HumasPSHT #PSHT #SHTerate #PusatMadiun
Tidak ada komentar: